Apakah Anda sudah familiar dengan istilah exit interview? Atau apa, sih, exit interview itu? Kalau Anda mungkin masih asing dengan istilah ini dan ingin tahu lebih jauh tentang exit interview, artikel ini cocok untuk Anda dan akan menjawab rasa penasaran Anda.
Ketika Anda melamar sebuah pekerjaan, Anda pasti melalui tahap seleksi yang terdiri dari beberapa lapisan tahapan. Nah, kalau interview kerja pasti Anda sudah sangat familiar, kan? Interview kerja sendiri juga bisa terdiri dari beberapa lapisan seperti interview HRD, interview user, bahkan juga ada perusahaan yang mengharuskan Anda melalui peer interview.
Biasanya dalam interview ketika melamar pekerjaan akan disuguhi berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan latar belakang pekerjaan dan profil kandidat, seputar kesepakatan gaji dan informasi tunjangan, dan berbagai hal lainnya.
Nah, sama halnya dengan akan memasuki sebuah perusahaan, ketika Anda resign dan sudah mendapat approval mengenai keputusan Anda untuk resign, perusahaan akan mengadakan exit interview atau interview keluar kerja. Dengan mengadakan exit interview ini, perusahaan akan mendapatkan banyak manfaat seperti insight dan juga feedback dari karyawan yang resign tersebut.
Yuk, kita bahas lebih jauh lagi. Simak artikel ini sampai habis, ya.
Apa itu Exit Interview?
Exit interview sendiri merupakan sebuah istilah dalam Bahasa Inggris. Menurut Kamus Bahasa Inggris Cambridge exit memiliki arti sebuah aksi meninggalkan sebuah tempat atau sesuatu seperti pekerjaan, organisasi, atau kompetisi. Kemudian interview artinya sebuah pertemuan di mana seseorang akan ditanyai akan suatu hal tergantung konteks misalnya untuk sebuah pekerjaan, untuk artikel koran, kursus, dan lain-lain atau biasa yang kita kenal dengan wawancara. Dari arti masing-masing tersebut sudah mulai bisa ditebak, ya, apa yang sebenarnya dimaksud dengan exit interview itu.
Jadi bisa disimpulkan bahwa exit interview adalah sebuah percakapan atau wawancara yang terjadi antara perusahaan dan karyawan yang sudah memutuskan untuk resign atau meninggalkan dan keluar dari pekerjaan di perusahaan tersebut. Bisa dikatakan bahwa exit interview adalah kebalikannya dari job interview atau wawancara kerja ― bukan lagi menanyai mengapa mereka ingin bergabung dengan perusahaan, tapi mereka akan ditanya mengapa mereka memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dan resign.
Objektif dari kegiatan ini yaitu untuk mendapat pemahaman lebih baik mengenai alasan karyawan resign, dengan harapan perusahaan dapat mempertahankan apa yang sudah berjalan dengan baik dan mencegah kejadian seperti karyawan lain juga ikut-ikutan resign.
Exit interview dilaksanakan sebelum seorang karyawan benar-benar secara resmi meninggalkan perusahaan untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman tentang apa yang perusahaan bisa perbaiki atau tingkatkan dalam rangka mewujudkan retensi dari talenta topnya. Ini merupakan aspek esensial dari keseluruhan proses offboarding dan biasanya dilaksanakan oleh divisi HR.
Tujuan Exit Interview
Selama exit interview, karyawan akan ditanyai mengapa mereka memutuskan untuk resign, impresi personal mereka terhadap perusahaan, dan saran yang mereka punya untuk perbaikan perusahaan itu sendiri. Secara ideal, diskusi didasarkan pada pertanyaan terstruktur. Ini merupakan salah satu langkah strategik perusahaan yang punya segudang manfaat.
Untuk HR khususnya, exit interview merupakan kesempatan bagus untuk memahami temperatur perusahaan, mempertahankan brand perusahaan yang kuat, dan menemukan cara baru untuk meningkatkan laju retensi bersamaan dengan menurunkan atrisi.
Exit interview merupakan proses yang sangat krusial ketika seorang karyawan memutuskan untuk resign dari perusahaan. Hal ini karena perusahaan ingin mendapatkan pemahaman dari alasan karyawan tersebut resign dan mendapatkan umpan balik dari karyawan sehingga insight tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan retensi karyawan yang masih bertahan di perusahaan.
Informasi yang dikumpulkan dari sebuah exit interview bisa memberikan perspektif unik bagi perusahaan tentang performa perusahaan sendiri dan juga kepuasan karyawan. Biasanya, orang yang meninggalkan perusahaan akan cenderung bicara dengan lebih gamblang dan sangat jujur mengenai pengalaman mereka tanpa adanya rasa takut akan suatu konsekuensi tertentu.
Pada dasarnya, exit interview mempunyai tiga tujuan utama berikut: untuk mempelajari di mana perusahaan bisa berbenah diri; untuk memastikan karyawan pergi dengan perasaan yang baik mengenai pelayanan perusahaan; dan untuk menjaga serta memastikan karyawan dan perusahaan tetap dalam hubungan yang baik.
Mengapa Exit Interview itu Penting?
Muncul pendapat dari sebagian besar divisi HR banyak perusahaan bahwa exit interview adalah percakapan yang paling penting yang akan pernah Anda dapatkan di tempat kerja. Exit interview akan menjadi salah satu percakapan paling jujur yang akan pernah Anda miliki dengan karyawan Anda; salah satu kesempatan untuk menemukan dan memahami apa yang sebenarnya dipikirkan oleh tim Anda.
Pada dasarnya, sama halnya seperti dalam sebuah hubungan, ketika yang seorang meninggalkan yang lain, perlu untuk tahu alasannya. Sama saja ketika seseorang meninggalkan perusahaan, penting untuk tahu kenapa. Seorang karyawan sangat jarang memutuskan untuk resign hanya karena alasan yang sepele. Jika sudah terlanjur terjadi, mungkin ada beberapa aspek substansial dari pekerjaan mereka yang membuat mereka kurang merasa puas atau bahkan mungkin kecewa.
Jika perusahaan ingin menjaga dan mempertahankan karyawan-karyawan terbaiknya dan bahkan menarik lebih banyak karyawan potensial, sangatlah krusial bagi perusahaan untuk mengetahui mengapa seorang karyawan akhirnya resign, dan apa kira-kira yang membuat mereka tetap tinggal. Pelaksanaan exit interview yang benar dan secara tepat bisa memberikan kesempatan perusahaan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Pertanyaan yang Ada Dalam Exit Interview
Kira-kira pertanyaan yang seperti apa, ya, yang ditanyakan selama exit interview? Dalam pelaksanaan exit interview, pertanyaan yang terstruktur akan sangat membantu untuk mengarahkan ke topik-topik penting dan memperoleh hasil yang relevan yang kemudian bisa dievaluasi lebih jauh.
Sebaiknya pelaksana exit interview mempersiapkan dengan baik sebelumnya, khususnya mengenai pertanyaan dalam exit interview, sehingga dapat melakukan wawancara dengan percaya diri dan menghindari diskusi sengit atau percakapan yang sebenarnya tidak perlu sehingga segala sesuatunya berjalan dengan baik dan semestinya.
Berikut adalah 12 contoh pertanyaan yang biasanya ada di dalam exit interview dan yang ditanyakan HR saat exit interview:
- Mengapa Anda memutuskan untuk resign?
- Apa yang kiranya seharusnya dirubah yang bisa membuat Anda untuk tetap tinggal?
- Sudahkah Anda menyuarakan kritikan selama masa kerja dan bagaimana perasaan Anda terhadap penanganannya?
- Bagaimana menurut Anda proses sewaktu onboarding?
- Bagaimana hubungan Anda dengan manajer atau supervisor Anda?
- Bagaimana suasana di dalam tim?
- Apakah peran Anda selama bekerja dengan ketika dulu interview sesuai ekspektasi?
- Apakah Anda merasa karir Anda berkembang?
- Apakah Anda akan merekomendasikan kepada teman Anda untuk bekerja di perusahaan ini?
- Menurut Anda bagaimana tentang kultur perusahaan?
- Apakah ada saran dari Anda bagi perusahaan guna meningkatkan retensi karyawan?
- Menurut Anda, apa yang perlu diperhatikan ketika merekrut pengganti Anda nantinya?
Seringkali merupakan pengalaman yang kurang menyenangkan ketika harus melepas seseorang untuk pergi. Exit interview yang terstruktur dapat membantu mengusahakan situasi terbaik. Perusahaan memperoleh insight tentang cara meningkatkan retensi karyawan dan melepas karyawan dengan suasana dan dalam hubungan yang baik. Sehingga, exit interview wajib hukumnya bagi divisi HR.
Untuk membantu proses persiapan, berkoordinasi, dan melancarkan jalannya exit interview, Anda bisa memanfaatkan keberadaan aplikasi Worxspace. Yuk, pelajari selengkapnya dengan klik di sini.