17 Solusi Mengatasi Employee Turnover Rate yang Tinggi

Contents

solusi turnover

Karyawan sudah pasti merupakan komponen penting sebuah perusahaan, no debat! Tanpa karyawan perusahaan tidak mungkin bisa menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, penting untuk memberi kenyamanan bekerja bagi karyawan sehingga karyawan betah dan sekaligus termotivasi untuk memberi yang terbaik bagi perusahaan. Dengan begitu, maka akan tercipta sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan para karyawannya.

Namun, beberapa perusahaan mempunyai permasalahan karyawan yaitu employee turnover rate yang tinggi. Jika ini terjadi, artinya perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Employee turnover rate yang tinggi perlu mendapat penanganan yang serius dari perusahaan. Apalagi jika sebenarnya banyak karyawan yang potensial, tentu akan menjadi sebuah kerugian besar jika perusahaan kehilangan mereka. 

Untuk mengatasi masalah employee turnover rate yang tinggi, perusahaan harus menemukan solusinya dengan cepat sebelum semakin memburuk. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan retensi karyawan yaitu dengan meningkatkan engagement karyawan terhadap perusahaan, memberikan beberapa penawaran dan benefit, dan lain sebagainya.

Dalam artikel ini akan dibahas solusi-solusi yang bisa Anda jadikan sebagai referensi untuk mengatasi permasalahan employee turnover rate yang tinggi di perusahaan Anda. Selamat membaca!

Employee Turnover

Menarik dan mempertahankan karyawan yang potensial adalah 2 isu terbesar yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan. Perusahaan yang sukses dapat mengenali nilai kinerja karyawan dan terus-menerus mencari strategi yang akan membantu mereka untuk mempertahankan karyawan terbaik mereka. Sehingga, employee turnover merupakan salah satu hal yang paling ingin dihindari oleh sebuah perusahaan karena bisa berakibat perusahaan kehilangan karyawan yang berpotensi menunjang kelancaran jalannya bisnis.

Menaikkan upah kerja dan employee turnover bisa menurunkan laba bisnis. Employee turnover adalah sebuah penghitungan seberapa sering karyawan meninggalkan tempatnya bekerja, dan biasanya diukur setiap bulan, tiap kuarter, dan tahunan. Laju turnover termasuk yaitu voluntary dan involuntary turnover. Dengan kata lain, turnover yang dimaksud mencakup orang-orang yang meninggalkan perusahaan untuk mengejar pekerjaan baru atau kesempatan belajar, karena alasan pribadi atau pensiun (voluntary), dan juga mereka yang diterminasi oleh perusahaan karena performa atau perilaku yang melanggar atau juga lay off (involuntary).

Apa Penyebab Terjadinya Employee Turnover?

Banyak studi meneliti tentang employee turnover setiap tahunnya dan semua menunjuk ke penyebab yang sama. Karyawan resign untuk mencari yang lebih; dalam hal gaji dan keuntungan yang didapat lebih baik, untuk mengejar karir mereka, mendapatkan work-life balance yang lebih baik, dan karena manajer mereka tidak efektif. Jika seorang karyawan melihat rumput tetangga lebih hijau, pasti dia akan tertarik untuk mendatanginya.

Banyak kekurangan ini bisa diklasifikasikan di bawah budaya perusahaan yang melibatkan value perusahaan, kesempatan berkarir, kompensasi dan benefit, work-life balance, dan efek dari kepemimpinan senior. Retensi bisa diprediksi oleh budaya, gaji, dan perilaku karyawan yang menetap di peran yang sama untuk waktu yang sangat lama.

17 Solusi untuk Menekan Angka Employee Turnover

Kira-kira apa yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempertahankan karyawan top dan kontributor bisnis Anda? Employee turnover sangat bisa dihindari; dan perubahan kecil pada kesempatan pengembangan karir, work-life balance, hubungan manajer, kompensasi, dan keseluruhan wellbeing dapat membuat sebuah perubahan besar. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah perputaran karyawan ini. Perlu dilakukan langkah jitu dan cerdas untuk menghindarkan perusahaan dari angka turnover karyawan yang tinggi.

Berikut 17 solusi yang bisa digunakan untuk menekan angka employee turnover:

1. Mempekerjakan orang yang tepat

Beberapa kesalahan dari proses hiring yang buruk terletak pada rekrutmen. Recruiter harus jelas tentang budaya perusahaan, memberi informasi ke kandidat dengan jelas bagaimana perusahaan biasanya beroperasi. Bagian terbesar dari hiring orang yang tepat adalah memastikan bahwa proses rekrutmen mencari orang yang tepat sejak awal. Tim rekrutmen harus menginvestasikan waktu untuk tahu lebih dalam tentang kandidat dengan cara apapun. Kunjungan langsung ke area kerja memberi kesempatan untuk melihat bagaimana para karyawan bereaksi dan berinteraksi dengan rekan kerja yang potensial adalah hal yang ideal dilakukan, selain itu bisa juga dilakukan via video call juga.

2. Memberikan benefit dan kompensasi yang kompetitif

Gaji dan benefit adalah kunci dari orang mengambil suatu pekerjaan dan selalu berangkat kerja setiap hari. Itu juga alasan utama mengapa seorang profesional berganti pekerjaan. Tidak heran jika gaji yang tinggi dapat meyakinkan pekerja untuk tetap tinggal, diikuti dengan waktu libur dan benefit lainnya.

Perusahaan bisa mulai dengan menawarkan gaji awal yang layak yang dapat menarik calon karyawan yang potensial. Perusahaan juga harus menawarkan kenaikan gaji secara berkala dan memonitor berapa dan apa saja yang diberikan perusahaan lain di posisi yang serupa, khususnya jika itu merupakan posisi yang sulit terisi. Perusahaan juga harus mempertimbangkan untuk menggaji lebih untuk profesional yang benar-benar mempunyai skill yang tinggi dan juga menawarkan bonus untuk proyek-proyek khusus yang terselesaikan dengan baik. Hal-hal tersebut dapat membatasi turnover yang berkaitan dengan kompensasi.

3. Memantau karyawan yang berpotensi toksik

Beberapa hal bisa menjadi pertanda rekan kerja mulai jadi toksik saat mereka terlalu mengkritik, sering menyalahkan orang lain, bergosip, bersikap kurang baik terhadap rekan kerja dan hanya mementingkan diri sendiri. Menilai seseorang sebagai karyawan yang toksik mungkin akan sulit, tapi penting untuk dilakukan. Jika tanda-tanda yang disebutkan sebelumnya terjadi pada seorang karyawan, HR bisa memulai sebuah interaksi atau percakapan dengan karyawan tersebut untuk tahu apakah mungkin untuk merubah sikapnya. Cek ke rekan kerjanya untuk memastikan apakah ada isu dengan rekannya yang toksik sehingga HR bisa segera mengusut masalah sebelum terlambat.

4. Berikan reward dan pengakuan kepada karyawan

Ini adalah strategi sederhana yang mudah dilakukan untuk mengurangi angka turnover. Sesederhana mengucapkan ‘terima kasih’ dan memberi apresiasi atas kinerja karyawan sehari-hari dapat memberi efek positif berkelanjutan, lho. Manajer yang bisa membuat karyawan merasa positif lebih memungkinkan untuk meningkatkan engagement karyawan tersebut terhadap perusahaan. Selain, itu program peer-to-peer recognition juga sukses bisa membuat seorang karyawan tetap tinggal di tempatnya bekerja lebih lama.

5. Menawarkan fleksibilitas kerja

Para karyawan semakin peduli dengan fleksibilitas kerja, sehingga memberikan mereka beberapa aspek yang fleksibel dan toleransi dapat menaikkan retensi. Fleksibilitas bisa termasuk dalam hal waktu dan pembagian kerja. Selain itu bisa juga fleksibilitas tempat kerja semisal separuh minggu WFO dan separuhnya lagi bisa WFH, dan fleksibilitas lainnya.

6. Memprioritaskan work-life balance

Work-life balance merupakan hal yang cukup diperjuangkan oleh sebagian besar karyawan dan dapat mengarah ke burnout yang dapat mendorong mereka untuk mencari pekerjaan lain. Jadwal yang fleksibel dan pekerjaan remote adalah dua cara yang bisa dilakukan untuk membantu karyawan mencapai work-life balance yang lebih baik yang mana dapat meningkatkan retensi. Memberikan waktu libur dan menghormati waktu libur mereka juga merupakan hal yang krusial. Kunci dari mewujudkan work-life balance adalah dengan tetap membuat karyawan merasa senang dan nyaman bekerja.

7. Berikan perhatian terhadap engagement karyawan

Sangat penting untuk memantau engagement karyawan karena engagement karyawan yang tinggi dapat menekan laju employee turnover. Engagement dipengaruhi oleh beberapa hal, tapi faktor pendukung terbesarnya adalah hubungan antara karyawan dengan manajernya. Selain itu, survei tentang engagement karyawan dan focus group discussion adalah langkah sempurna untuk memulai; memberi kesempatan kepada pihak manajemen untuk mengevaluasi hasilnya dan memberikan aksi nyata.

8. Menjabarkan dan mengembangkan budaya korporat

Budaya korporat bisa berarti banyak hal, tapi umumnya merujuk ke sikap dan kepercayaan yang menjabarkan sebuah tempat kerja dan mempengaruhi pengalaman karyawan. Budaya berperan penting mendukung seberapa besar karyawan menikmati pekerjaan mereka. Sehingga, hal yang paling penting adalah jujur dan mengkomunikasikan secara terbuka tentang budaya perusahaan apa adanya kepada karyawan baru dan lama.

9. Menstandarisasi review performa

Review performa yang jarang dan tidak produktif bisa mengarah ke turnover. Review performa tradisional seperti review tahunan atau per semester dengan menggunakan spreadsheet pada Excel dengan tujuan statik tidak benar-benar berfungsi bahkan justru bisa membahayakan. Sebagian besar karyawan yang merasa dikritisi atau tidak dimotivasi setelah review performa akan mulai mencari pekerjaan baru. Lebih baik membuat review performa dengan cara kolaboratif, dinamis, dan punya proses yang berkelanjutan sehingga bisa juga meningkatkan hubungan antara karyawan dengan manajer.

10. Memberikan kesempatan untuk pengembangan dan melanjutkan edukasi

Karyawan tentu peduli dengan pelatihan yang dapat memperkuat skill yang sudah mereka miliki atau membangun skill yang baru. Dengan memberikan program untuk mengasah dan mempertajam skill karyawan, mereka pun juga akan memberikan skill yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi tuntutan bisnis perusahaan bersamaan dengan meningkatnya engagement mereka pada pekerjaan mereka yang tentu mengarah ke retensi.

11. Mengembangkan karir dan kesempatan untuk bertumbuh

Salah satu alasan utama seorang karyawan resign adalah kurangnya pertumbuhan karir di perusahaan tempat dia bekerja. Rekrutmen internal harus distandarisasi dan tidak menakuti karyawan bahwa mereka akan dipinalti jika mencari peran lain di tim atau divisi yang berbeda. Perusahaan yang memperbolehkan proyek lintas tim, mengidentifikasi skill dari karyawan, dan mengarahkan peningkatan skill sebagai kesempatan internal terbukti efektif membantu mereka terkait rekrutmen internal dan bisa meyakinkan karyawan untuk bertahan di perusahaan tersebut.

12. Jangan melupakan soft skill

Kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah adalah skill penting yang harus dimiliki oleh karyawan. Perusahaan sebaiknya berfokus pada pencarian kandidat yang memiliki kreatifitas, persuasi, kemampuan beradaptasi, dan kecerdasan emosional.

13. Transparansi dan Akuntabel

Komunikasi yang baik dengan karyawan adalah kunci untuk menaikkan retensi. Komunikasi bisa dilakukan dalam bentuk town hall, lebih sering yaitu one-on-one meeting antara manajer dan anggota tim, dan juga dengan survei engagement karyawan. Sebuah studi oleh HBR menunjukkan bahwa kepemimpinan senior yang terus memperbarui dan mengkomunikasikan strategi bisnis dapat memberi dampak yang mengarah ke engagement karyawan dan dapat meningkatkan performa karyawan.

Transparansi mensyaratkan perusahaan dan karyawan untuk mengatakan pendapat dan pikiran mereka secara jujur dan terbuka. Karyawan akan lebih merasa betah bekerja di sebuah perusahaan ketika mereka merasa punya suara dan mempunyai pemahaman penuh tentang apa yang sedang terjadi pada bisnis perusahaan.

14. Fokus ke onboarding

Onboarding adalah perkenalan pertama karyawan baru terhadap budaya perusahaan. Jika sudah terjadi hal-hal tidak menyenangkan ketika onboarding, sulit untuk melupakannya. Jika impresi pertama mereka terhadap perusahaan sudah negatif, maka kemungkinan mereka akan mencari opportunity baru dalam masa jabatan mereka bisa menjadi dua kali lipat. Baik untuk bisnis dengan sistem kerja remote atau WFO, teknologi juga bisa menjadi pendukung untuk memberikan kesan baik pada proses onboarding. Worxspace bisa menjadi aplikasi pilihan yang direkomendasikan untuk meningkatkan engagement karyawan, seperti fitur employee greeting yang bisa dimanfaatkan untuk penyampaian informasi dan untuk interaksi seperti mengucapkan penyambutan untuk karyawan baru maupun karyawan berulang tahun.

15. Menganalisa turnover yang terjadi untuk menemukan akar masalah

Kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisa, dan memberi aksi terhadap data terkait turnover secara real-time dan membandingkannya dengan riwayat tren akan sangat esensial guna menemukan, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan terbaik perusahaan Anda. Sangat penting bagi HR untuk mempunyai kemampuan analisa data sehingga mereka bisa mengevaluasi dan menginterpretasi semua informasi yang akan sangat membantu dan berguna bagi perusahaan.

16. Meningkatkan keterlibatan karyawan

Karyawan yang terlibat dalam berbagai diskusi dan bahkan pengambilan keputusan bisnis akan merasa ‘dianggap’ sehingga dapat meningkatkan ‘rasa saling memiliki’ terhadap perusahaan. Mereka membutuhkan interaksi sosial dan reward. Pengakuan dan penghargaan atas kinerja mereka dari atasan juga dapat meningkatkan engagement mereka. Perusahaan juga sebaiknya mendukung hal-hal dan memfasilitasi wadah bagi karyawan untuk terus tumbuh dan berkembang.

17. Memberikan umpan balik yang membangun

Pemberian umpan balik yang konstruktif adalah hal krusial untuk menekan angka turnover. Review dan kritik yang membangun serta saran dari atasan yang dirancang dan disampaikan sedemikian rupa dapat membantu karyawan untuk tahu apa yang baik yang sudah mereka lakukan dan kerjakan, tahu apa yang perlu mereka tingkatkan atau perbaiki, dan bagaimana cara meningkatkan atau memperbaikinya.

Kesimpulan

Laju employee turnover yang tinggi merupakan masalah yang serius bagi sebuah perusahaan. Sebelum semakin serius dan bertambah buruk, jika perusahaan sudah melihat tanda-tanda angka turnover karyawan semakin tinggi, maka perusahaan harus segera mengambil langkah dan mencari solusi untuk menekan laju turnover yang tinggi tersebut. Tujuh belas solusi di atas dapat menjadi referensi bagi Anda yang sedang menghadapi masalah employee turnover di perusahaan Anda. Beberapa langkah bisa diambil sekaligus supaya menjadi lebih efektif dan ‘manjur’ untuk mencapai tujuan yaitu menekan angka perputaran karyawan.

Sebenarnya kunci dari setiap solusi yang disebutkan di atas adalah komunikasi guna meningkatkan engagement karyawan terhadap perusahaan untuk meningkatkan retensi karyawan. Penting bagi perusahaan untuk mempunyai satu tool yang bisa praktis melakukan banyak fungsi yang mendukung terciptanya retensi karyawan untuk menekan laju turnover. Terlebih dengan semakin canggihnya teknologi, ada banyak software aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah laju employee turnover ini.

Worxspace hadir dengan berbagai macam fitur multifungsi yang dapat memudahkan HR dan manajer untuk memonitor dan mencegah laju turnover yang tinggi sekaligus meningkatkan engagement karyawan. Merupakan sebuah aplikasi chat karyawan dan kolaborasi kerja yang potensial untuk mempermudah dan melancarkan komunikasi bisnis. Pelajari aplikasi Worxspace lebih lanjut dengan klik di sini.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Latest Post
WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Halo, ada yang bisa kami bantu?