5 Hal Penting dari Netflix dalam Mengelola Karyawan

Contents

5 Hal Penting yang Dilakukan Netflix dalam Mengelola Karyawan

Saat ini siapa yang tidak tahu Netflix? Perusahaan berlogo merah ini menjadi layanan video on demand pertama dan terbesar di dunia. Bicara soal Netflix tentu tak lepas dari berbagai film serta series-nya yang memiliki banyak penggemar. Tapi selain itu, Netflix juga dikenal menerapkan pendekatan yang berbeda terkait talent management.

Sejak didirikan pada 1997, Netflix memiliki budaya menarik soal mengelola SDM, yang justru berkebalikan dengan praktek umum.

Patty McCord, konsultan yang pernah menjadi Chief Talent Officer Netflix sejak 1998, membocorkan pendekatan tersebut pada sebuah artikel di Harvard Business Review. 

Ada dua prinsip dalam mengelola SDM ala Netflix, yang pertama hanya mempekerjakan talenta terbaik dan rela melepaskan orang-orang yang keterampilannya tidak lagi sesuai.

Jika kamu adalah seorang talent acquisition atau praktisi HR, pengalaman Patty McCord di Netflix ini mungkin bisa berguna. Ini dia lima ide yang membuat cara Netflix menarik, dalam mempertahankan dan mengelola bakat orang di perusahaannya yang bisa kamu ikuti.

1. Pekerjakan, Apresiasi, dan Manusiakan

Selama bertahun-tahun, Netflix belajar bahwa jika mereka mempekerjakan orang yang berpikiran dewasa, akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Apa maksudnya? Jadi menurut Netflix, perilaku seperti orang dewasa berarti berbicara secara terbuka tentang masalah pekerjaan dengan atasan, kolega, dan bawahan. 

Atasan dan karyawan diminta untuk menyelesaikannya masalah satu sama lain secara terbuka. Jadi akan menciptakan ekspektasi yang jelas tentang perilaku yang bertanggung jawab, di mana sebagian besar karyawan terbukti akan mematuhinya.

2. Jujur Soal Performa Karyawan

Jika kamu berada dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, kamu mungkin melihat banyak ketidakcocokan seiring waktu. Dalam hal ini, kamu tentu perlu perlu merekrut orang dengan keterampilan yang tepat, tapi di sisi lain juga membiarkan beberapa anggota tim menemukan tempat di mana keterampilan mereka lebih cocok. Alias, merelakan.

Di banyak perusahaan, biasanya akan dilakukan penilaian kerja berkala untuk melihat performa karyawan. Penilaian itu akan menjadi acuan apakah seorang karyawan akan ditempatkan pada Rencana Peningkatan Kinerja atau tidak.

Namun Netflix justru memilih cara penilaian yang lebih fleksibel dan sederhana menggunakan sistem “Start, Stop, and Continue”. Di sini karyawan diminta untuk mengidentifikasi hal-hal yang harus dihentikan, dimulai, atau dilanjutkan oleh rekan kerjanya. Manager pun harus memberi feedback karyawan secara tatap muka. 

3. Manager Memiliki Tugas Menciptakan Tim Hebat

Tugas terpenting dari seorang manager adalah untuk membuat tim mereka hebat, dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka.

Dalam artikel di HBR, Patty meminta para manager untuk membayangkan sebuah film dokumenter tentang apa yang dicapai tim mereka enam bulan dari sekarang. Hasil spesifik apa yang mereka lihat? Bagaimana pekerjaan berbeda dari apa yang dilakukan tim hari ini? 

“Selanjutnya saya meminta mereka untuk memikirkan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat gambar dalam film menjadi kenyataan,” ungkapnya.

Baru kemudian manajer diminta menganalisis apakah orang yang direkrut sudah tepat untuk mencapai hasil itu. Merekrut tim yang tepat adalah prioritas utama dan setiap dalam tim harus bergerak ke arah yang jelas dan sama.

4. Leader Memiliki Tugas Menciptakan Budaya Kerja

Pemimpin memiliki andil besar dalam menciptakan budaya perusahaan. Alih-alih hanya membuat berbagai kebijakan SDM yang harus dipatuhi, pemimpin perlu memberi contoh.

Sebab apa yang dilakukan pemimpin lebih menginspirasi. Contohnya, kinerja karyawan juga akan terpengaruh saat mereka melihat seorang pemimpin yang tidak sepenuhnya siap dan tidak memiliki pesona, IQ, serta improvisasi.

5. Human Resource Memiliki Visi Seperti Pengusaha dan Inovator

untuk menggaet talenta baru ataupun mempertahankan karyawan, umumnya perusahaan akan menawarkan tunjangan dan bonus besar serta sederet fasilitas keren.

Tetapi Patty tidak setuju, HR juga bisa inovatif, tak harus mengikuti apa yang perusahaan lain lakukan. 

Fasilitas kantor yang mumpuni memang diperlukan, tapi di sisi lain cobalah berinvestasi dalam hal-hal yang benar-benar membuat perbedaan seperti memiliki manajer hebat yang membuat orang senang bekerja dengannya, menyediakan (atau mengganti biaya) pelatihan yang membuat karyawan bertumbuh, atau meningkatkan gaji untuk mendapatkan bakat terbaik yang membuat bersemangat untuk bekerja sama.

Itulah 5 poin yang membuat Netflix menarik soal mengelola SDM. Poin mana yang paling menarik bagimu? Semoga membantu kamu para talent acquisition dan HR untuk lebih inovatif lagi dalam menggaet bakat terbaik untuk perusahaan ya! 

Baca Juga: Proses Kerja Manajemen Personalia dan Perbedaan Personalia dengan HRD

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Latest Post
WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Halo, ada yang bisa kami bantu?